Skip to main content

Posts

Rumah Zen Homestay Yogyakarta, Feels Like Home!

Yogyakarta memang kota yang menjadi favorit bagi wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Bulan lalu, saya harus bertugas beberapa hari di Yogyakarta . Sebagai seorang backpacker, rasanya memang menjadi suatu hal yang wajib untuk mencari penginapan yang murah dan nyaman. Dan kali ini saya ingin berbagi pengalaman sewaktu menginap di salah satu homestay yang berlokasi di dekat Kraton Yogyakarta, yaitu Rumah Zen Homestay Sebenarnya banyak pilihan penginapan dengan budget hemat di Yogyakarta mulai dari harga Rp 50.000,- per malam. Sebelumnya pun saya sudah membooking 3 pilihan hostel dengan tipe bunk bed, hingga akhirnya saya memutuskan untuk menginap di Rumah Zen Homestay. Alasannya, dari ke-3 penginapan tersebut, yang membolehkan check in awal tanpa harus menunggu jam masuk kamar adalah Rumah Zen Homestay . Kebetulan kereta saya waktu itu tiba subuh hari. Jadi, saya tiba di penginapan sekitar pukul 05.30 pagi.  Rumah Zen Homestay berlokasi di sekitaran Panembahan Kraton. Hany

7 Tips Barang Tak Hilang Saat Menginap di Hotel

Segelas Kopi Toraja memunculkan inspirasi saya untuk berbagi pengalaman traveling. Dan kali ini saya ingin berbagi tips mengenai menjaga barang pribadi agar tidak hilang saat menginap di hotel.  Nah, kira-kira ada ngga pengalaman dari teman-teman yang pernah kehilangan barang saat menginap di hotel. Hal ini pernah terjadi dengan salah satu jamaah sewaktu saya melakukan ibadah umroh. Dimana seorang jamaah dari rombongan kami harus kehilangan tas koper utama beserta tas belanja saat tengah dititipkan di receptionist hotel untuk ditinggal sesaat mengikuti group yang akan berkeliling museum di Madinah.  Meskipun sudah komplain tentang kehilangan barang. Sayangnya, pihak receptionist berlepas tangan dan tidak bertanggung jawab terhadap kehilangan barang. Karena dihari dan waktu yang bersamaan juga ada group dari negara lain yang juga melakukan check out. Lalu, siapakah yang harus disalahkan ? Si ibu sebagai korban kehilangan, ataukah si receptionist, si penerima amanah titipan?. Y

10 Things To Do in Berlin (Jelajah Berlin 1 Hari -Part 1)

BERLIN adalah kota kedua yang saya kunjungi setelah Cologne. Kami menempuh perjalanan menggunakan mobil pribadi dari Langenfeld (rumah host saya) menuju Berlin selama kurang lebih 6 jam. Rencananya, kami akan menginap semalam di rumah pamannya host saya, sebelum melanjutkan perjalanan ke Amsterdam.  Setelah perjalanan yang cukup melelahkan, akhirnya kami tiba di Berlin dan disambut baik oleh tuan rumah. Kami beristirahat sejenak untuk makan siang, dan segera melanjutkan untuk mengunjungi beberapa tempat wisata di BERLIN, karena kami hanya memiliki setengah hari untuk bisa berkeliling. BERLIN , menurut saya adalah kota dimana sejarah Jerman dituliskan. Menyusuri setiap sudut Berlin, menyentuh setiap memorial yang dilewati. Kadang membuat saya termangu, dan membayangkan bagaimana pahitnya pada masa Perang Dunia II. Namun, di balik itu semua, Berlin tetaplah kota yang menarik untuk dikunjungi. Meskipun saya cuma bisa mengunjungi setengah hari, saya tidak mau melewatkan setiap tem

10 Things To Do in Berlin - Part 2

cerita sebelumnya Jelajah Berlin Part 1  6. The Berlin Wall Cerita yang tidak pernah lepas dari Berlin adalah keberadaan Tembok Berlin yang menjadi saksi bisu dari Perang Dunia II. Berhubung waktu yang sempit, sayangnya saya hanya bisa mengunjungi bagian sebelah barat dari Tembok Berlin.  Sedikit  bercerita, Tembok Berlin pada dasarnya di bangun dalam upaya untuk membendung gelombang pengungsi yang berusaha meninggalkan Berlin Timur. Pemerintah komunis Jerman Timur mulai membangun tembok untuk membagi menjadi Berlin Timur dan Berlin Barat. Pembangunan tembok ini menyebabkan krisis jangka pendek dalam hubungan blok AS-Soviet, dan tembok itu menjadi lambang Perang Dingin. Tembok Berlin di bangun pada tahun 1961 dengan panjang tembok adalah 155 meter (91 mile). Dinding-dinding tembok terbuat dari beton dan diperkuat dengan balok-balok baja. Sedangkan pada atas tembok, ditutup dengan kawat berduri.  Selama periode 1961-1989, setidaknya telah terbunuh lebih dari 130 orang yang mencoba

Sehari Semalam Menginap di Rumah Orang Berlin

Traveling ke Berlin sebenarnya di luar dari rencana dan ngga ada di itinerary yang saya buat.  Apalagi buat solo traveling seperti saya, harus bisa atur waktu, tempat dan budget sehemat mungkin. Tapi kemudian tawaran datang dari host-ku yang mengajak jalan-jalan ke Berlin sehari semalam dan menginap di rumah kerabatnya yang ada di Berlin. Awalnya sempat ragu juga, khawatir ngga cukup waktu sebab masih ada jadwal untuk mengunjungi kawan yang ada di kota lain di Jerman. Tapi, saya pikir kapan lagi kesempatan ini, plus Berlin itu tempat yang sarat akan histori Jerman yang fenomenal. Jadi, saya putuskan untuk berangkat ke Berlin, menginap semalam, kemudian kembali lagi ke Langenfeld.  Oya, host-ku ini namanya Abang Stephan 👱, londo tulen seko Jerman, wonge apik tenan 👍. Beliau seorang traveler sejati, kawan saya sewaktu mendaki di Gunung Rinjani dan pernah jadi volunteer buat native speaker di salah satu lembaga pendidikan untuk sekolah ke Jerman. Kami berkendara ke Berlin menggunakan