Skip to main content

Posts

[Review] Perawatan Navagreen Natural Facial & Red Bio Light Therapy

Perawatan  wajah bagi para wanita memang menjadi suatu hal yang lumrah dan wajib. Demi mendapatkan wajah yang bersih dan kinclong, para wanita rela mengocek uang ratusan ribu bahkan hingga jutaan untuk mendapatkan perawatan wajah yang diinginkan. Para wanita biasanya melakukan perawatan wajah di salon kecantikan wanita atau klinik kecantikan. Kalau saya pribadi sebenarnya jarang sekali melakukan perawatan wajah, apalagi di klinik Skin Care, belum pernah sama sekali. Mungkin sudah lebih dari 5 tahun tidak melakukan perawatan facial di salon. Sebab pernah trauma perawatan di salon kecantikan yang menyebabkan timbul jerawat batu. Akhirnya saya memilih perawatan wajah dengan melakukan sendiri di rumah meskipun hasilnya pasti kurang maksimal. Alhamdulillah, Mei lalu, saya mendapatkan voucher perawatan wajah Navagreen sebesar Rp 120.000,- Berhubung expired-nya tanggal 14 Juni 2019. Jadi saya gunakan di tanggal yang sama. Navagreen adalah pusat perawatan kecantikan kulit wajah. Dan Ok

Yuk Ladies, Tinggalkan Kebiasaan Mencukur dan Beralih ke Veet Hair Removal Cream

Setiap wanita pasti  menginginkan kulit yang mulus dan bersih tanpa bulu. Bagi kaum hawa, tumbuhnya bulu pada area tubuh tertentu seperti kaki, tangan dan ketiak terkadang membuat wanita menjadi kurang percaya diri. Saya sebelum berhijab  pernah punya pengalaman kurang percaya diri karena masalah bulu yang berada di area kaki. Sebenarnya bulu yang ada di area kaki saya masih normal dan tidak tebal. Tapi karena kesalahan saya yang waktu itu mengikuti kebiasaan teman mencukur bulu kaki. Akibatnya berdampak yang kurang baik pada pertumbuhan bulu dan permukaan kulit yang menjadi kasar setelah mencukur karena alat cukur hanya memangkas bulu bukan mengangkat bulu hingga ke akar. Selain itu timbul iritasi kulit menjadi kemerahan yang disebabkan oleh alat cukur.  Semenjak itu, saya berhenti shaving dan Alhamdulillah, pertumbuhan bulu lambat laun kembali halus dan merata, meski masih terlihat bulu yang sedikit tebal di area bawah kaki.  Meskipun saat ini saya telah berhijab. Namun, perawatan

Pesona Pesiar Orang Utan di Tanjung Puting (Part 2)

cerita sebelumnya ada di →  Part 1 CAMP LEAKEY Selepas dari Pondok Tanggui, kapal melaju ke camp terakhir yaitu Camp Leakey. Menjadi zona pemanfaatan khusus untuk Orangutan yang telah liar dan semi liar.  Didirikan tahun 1971 menjadi pusat rehabilitasi dan pusat penelitian baik dalam maupun luar negeri berkenaan dengan Orangutan dan ekosistem di Tanjung Puting.  Melewati jembatan panjang menjadi awal trekking masuk ke pintu camp.  Biasanya, dijumpai sekumpulan kera ekor panjang di pinggir jembatan tengah menunggu pengunjung yang iseng memberi makanan. Di camp terdapat rumah bekas Prof. Gladikas yang sudah kosong, pendiri Camp Leakey. Carolyn Townson Information Center yang mendokumentasikan dan memberikan informasi mengenai habitat Orangutan di Tanjung Puting. Disinilah, dapat mengetahui pohon keturunan dari Orangutan yang hidup di Camp Leakey. Uniknya nama-nama dari tiap keturunan akan mengikuti huruf awalan dari induk asalnya. Sesekali, saya menjumpai beberapa ekor babi h

Wisata Pesiar Orang Utan di Tanjung Puting (Part 1)

Pesiar tidak  melulu dengan kapal besar yang mewah. Di Kalimantan Tengah, tepatnya di Kumai, Kotawaringin Barat, Tanjung Puting menjadi salah satu destinasi ekowisata turis lokal dan mancanegara. Di sini, wisatawan akan diajak untuk berpesiar ala kapal traditional yang menawarkan sensasi pengalaman unik di alam liar.    Taman Nasional   Tanjung Puting merupakan tempat konservasi Orangutan terbesar dan terluas di dunia. Berada di area seluas lebih dari 400.000 ha dan dihuni oleh Orangutan, satwa   endemik asli Indonesia, dengan populasi sekitar 57.000 individu. Keberadaannya kini menjadi perhatian dunia karena tingkat populasinya yang kian menurun tiap tahun   Mencintai satwa endemik Indonesia adalah salah satu bentuk kepedulian kita untuk menjaga populasinya dari kepunahan. Tanjung Puting tidak hanya merupakan tempat tinggal bagi Orangutan, tapi juga menawarkan sejuta pesona keragaman flora dan fauna endemik. Jika sudah berencana akan wisata ke Tanjung Puting. Pengalaman saya serta tip

Wisata Penuh Warna di Kampung Jodipan Malang

Sarapan pagi Nasi Kuning di hostel sambil googling kira-kira tempat wisata apa yang berada dekat di pusat kota dan tak jauh dari penginapan. Karena kepagian sampai di hostel, jadi harus nunggu dulu sampai jam 8 pagi daripada kena charge.  Dari beberapa referensi yang saya dapatkan, Kampung Wisata Jodipan adalah yang paling tepat untuk dikunjungi. Lokasinya tidak jauh dari Stasiun Kota Malang. Berhubung saya masih harus mengurus tiket cancel karena perubahan jadwal kepulangan. Jadi, waktunya sangat pas setelah dari Stasiun Kota Malang, langsung menuju ke Kampung Wisata Jodipan. Kampung Wisata Jodipan menjadi trending topik destinasi baru di kota Malang. Kampung Wisata pertama di kota Malang resmi dibuka 4 September 2016, sukses menggaet para wisatawan yang penasaran dengan keunikan dari kampung ini. Memang kalau dilihat dari referensi di google, tempat ini memiliki spot-spot menarik untuk selfie dan instagramable. Hmmm, saya pribadi cukup penasaran juga, terutama ide di balik   ter