Kesadaran masyarakat akan pentingnya hutan dalam menjaga kelestarian bumi memegang peranan penting dalam keberhasilan pelestarian hutan. Pemanfaatan hutan sebagai kawasan pertanian tanpa menghilangkan fungsi utamanya membutuhkan kesadaran para petani termasuk masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Namun peran kesadaran pemuda sangat diperlukan tentang bagaimana pentingnya hutan mendukung kehidupan di bumi ini.
Berdasarkan survey penelitian, ada sekitar 56,7% generasi muda di Jembrana mengetahui sepenuhnya fungsi dari hutan dan kecendrungan hidup berdampingan secara harmonis antara hutan dan petani hutan. Hal ini didasarkan pada pengetahuan mereka mengenai fungsi pohon bagi planet ini dimulai dari menyerap karbon dioksida, mendukung ekosistem, rumah bagi berbagai spesies, menyimpan cadangan air, memenuhi kebutuhan primer masyarakat untuk membantu mengurangi pemanasan global. Meskipun demikian, semua itu tidak ada gunanya jika tidak ada upaya pelestarian hutan. Upaya tersebut dapat ditempuh melalui reboisasi, tebang pilih dan tidak membuang sampah sembarangan ke dalam kawasan hutan.
hutan mangrove jembrana |
Sisanya sebesar 35,8%, hanya fokus pada konservasi hutan. Diketahui 27% hutan di Jembrana tidak berfungsi optimal karena penebangan liar, perambahan dan penggembalaan ternak. Hutan lindung telah dialihkan ke perkebunan karena faktor ekonomi, krisis air bersih saat musim kemarau dan banjir di Tegal Cangkring. Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa kondisi ini semakin parah dan konservasi hutan adalah solusinya.
Pelaksanaan konservasi hutan membutuhkan pemahaman tentang keterkaitannya antara masalah sosial, ekonomi dan politik, serta menghargai nilai-nilai yang dijunjung oleh pemangku kepentingan. Selanjutnya, kemampuan untuk mengidentifikasi trade-off dan kompromi untuk mencapai praktis solusi diperlukan. Seringkali, keputusan pembuat kebijakan didasarkan pada kebutuhan ekonomi dan politik daripada dorongan ekologis.
Hutan merupakan bagian integral dari sistem kehidupan manusia
Kabupaten Jembrana memiliki persentase kawasan
hutan terbesar dibandingkan dengan kabupaten lainnya di Bali. Berdasarkan Badan
Statistik Kehutanan Kabupaten Jembrana bahwa hutan mencakup sekitar 41,07% dari
daratan (41.307 ha) di Kabupaten Jembrana. Sebagian besar sekitar 80,47% dari
hutan merupakan kawasan lindung. Hakikat hutan lindung itu sendiri diartikan
sebagai kawasan yang ditetapkan dilindungi untuk menjaga keseimbangan ekologi
dan berfungsi sebagai sistem penyangga kehidupan. Namun dalam pengelolaannya,
sekitar 27% kawasan hutan tidak berfungsi secara optimal karena perubahan fisik
yang mengakibatkan alih fungsi hutan akibat penebangan liar, perambahan hutan,
penggembalaan ternak.
Isu yang menimbulkan kekhawatiran saat ini
adalah deforestasi yang dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan areal
pertanian untuk mendukung para petani yang tinggal di sekitar hutan lindung.
Meskipun demikian, itu berdampak negatif pada hutan lindung. Hal ini
memperparah kerusahan hutan di Kabupaten Jembrana yang telah terjadi sejak
tahun 1970-an. Tingkat kerusakan hutan meningkat, namun dalam jangka panjang,
bumi membutuhkan hutan untuk keseimbangan ekosistem dan kualitas hidup yang
lebih baik.
Hutan merupakan bagian integral dari sistem kehidupan manusia, dimana sumber daya alam merupakan aspek penting lingkungan. kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan kesejahteraan manusia diandalkan pada sumber daya alam yang tersedia di sekitar mereka seperti tanah, air, flora, fauna, mikroorganisme, mineral dan energi.
Keberadaan hutan
dalam hal ini daya dukung dan efektivitas fungsi hutan untuk mendukung seluruh
aspek kehidupan manusia, kehidupan hewan dan tumbuhan sangat ditentukan oleh
tingkat kesadaran manusia akan pentingnya hutan khususnya pemanfaatan dan
pengelolaan hutan. Hutan adalah media untuk saling berhubungan antara manusia
dengan makhluk hidup lainnya, memfaktorkan proses ekologi serta sikuls tunggal
yang dapat menunjang kehidupan.
Salah satu faktor
penting yang harus dicermati untuk dikembangkan lebih lanjut adalah bagaimana
orang harus merawat lingkungan tanpa mengorbankan pembangunan ekonomi dan
sosial. Sekarang giliran masayrakat untuk mengembalikan fungsi hutan dan
mengurangi segala aktivitas yang mengancam kehidupan di planet ini. Padahal
sudah banyak proyek konservasi hutan dan banyak penelitian yang telah dilakukan
tentang ekologi hutan. Tetap saja, dermawan hutan dan para aktivitis tidak yakin
tentang solusi terbaik yang perlu dilakukan untuk hutan konservasi dan dalam
mengatasi masalah yang dihadapi.
Anak Muda adalah #TeamUpforimpact, investasi terbaik untuk melakukan perubahan.
Situasi problematik melihat bahwa generasi muda adalah investasi terbaik untuk melakukan perubahan. Seperti disebutkan di atas, kesadaran diri sangat penting. Sadar diri bahwa orang-orang mengambil tanggung jawab atas tindakan mereka yang di pimpin oleh pola pikir yang baik.
Bentuk kepedulian #UntukmuBumiku Adalah Community-based Tourism (CBT) Pohsanten merupakan pariwisata berbasis masyarakat di Desa Pohsanten, dimana pembangunan berkelanjutan dengan merangkul komunitas sebagai pelaku utama melalui pemberdayaan masyarakat dalam berbagai kegiatan kepariwisataan. Community-based Tourism Pohsanten adalah untuk mensinergikan sektor kehutanan dan pariwisata. #indonesiaBikinBangga Desa Pohsanten merupakan salah satu desa agrowisata cocoa di Jembrana, Bali. Selain penghasil cocoa, dusun Pohsanten memiliki alam yang asri dan alami yang memikat para wisatawan untuk berkunjung.
Dalam hal ini mendorong kesadaran anak muda adalah dengan mendidik generasi muda tentang gaya hidup hijau dalam rangka membentuk pola pikir hijau dan berkelanjutan melalui Green Living Program di Desa Wisata Pohsanten. Mengingat generasi yang lebih tua sudah memiliki pola pikir tetap dan cenderung lebih sulit untuk di ubah. Kegiatan ini di harapkan dapat memberikan potensi keberlanjutan. Masa depan yang berkelanjutan tidak dapat diwujudkan tanpa masukan dan partisipasi pemuda.
Pariwisata dimaksudkan untuk digunakan sebagai jalur menuju hutan lestari, terutama di CBT Pohsanten terletak di Kabupaten Jembrana. Atraksi dan produk wisata berkembang dan menawarkan oleh CBT Pohsanten berpusat pada alam dan kelestarian khususnya hutan. Ini untuk contoh, Green Living Tour yang komponennya meliputi walking tour dan trekking, kelas green living, edu-tour agro kakao. Produk ini ditujukan untuk melayani kaum muda mengingat bahwa generasi muda adalah #TeamUpforimpact, investasi terbaik untuk melakukan perubahan.
Dalam hubungannya dengan manusia dan hutan hidup berdampingan, mengintegrasikan konservasi hutan dan pariwisata adalah juga pilihan yang layak. Akhir-akhir ini minat masyarakat dunia terhadap wisata hutan meningkat. Selain kegiatan rekreasi, wisata hutan juga menyediakan banyak manfaat. Manfaat tersebut antara lain:
- mencegah penyalahgunaan lingkungan alam
- untuk mencegah malpraktik pertanian,
- untuk melestarikan lingkungan alam,
- untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesadaran masyarakat lokal tentang konservasi alam.
Mengintegrasikan pariwisata dengan pelestarian lingkungan alam, di kasus ini hutan menjadi resolusi yang baik. CBT dianggap sebagai alat untuk alam dan budaya konservasi sumber daya dan pengembangan masyarakat dan terkait erat dengan ekowisata. Wisata yang memanfaatkan lingkungan alam sebagai daya tarik khususnya hutan dapat menjadi katalisator pembangunan bagi masyarakat adat yang tinggal di sekitar kawasan, pekerjaan diversifikasi, media pertukaran budaya - menyatukan orang-orang di seluruh dunia, konservasi keanekaragaman hayati, fasilitas rekreasi bagi penduduk karena pariwisata berbagi infrastruktur, melestarikan hutan berarti melindungi cadangan air dan mengurangi perubahan iklim, mengkonfirmasi potensi pengembangan rekreasi hutan kegiatan, menekankan pentingnya untuk inisiatif pariwisata berbasis masyarakat di seluruh dunia. Mengingat kompleksitas interaksi dan ekosistem hutan, kegiatan yang dilakukan di hutan perlu diatur dan penerapannya perlu ditegakkan.
Kesimpulan
#DengarAlamBernyanyi bahwa Manusia dan Hutan hidup berdampingan. Keduanya juga dapat diwujudkan dengan mengintegrasikan konservasi hutan dan pariwisata; sebagai tanggapan terhadap meningkatnya minat masyarakat terhadap wisata hutan; manfaat yang diperoleh dari wisata hutan meliputi: mencegah penyalahgunaan lingkungan alam; untuk mencegah malpraktik pertanian; ke melestarikan lingkungan alam; untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesadaran masyarakat lokal tentang pelestarian alam.
Tak lupa, saya ingin mengajak readers sekalian untuk turut mendengarkan lagu "Dengar Alam Bernyanyi" di platform music seprti di Spotify dan Apple Music. Semakin banyak yang mendengarkan lagu tersebut, maka akan semakin banyak royalti yang digunakan untuk perlindungan hutan di Indonesia.
we are fully supporting forest improvements, read more to know our way to address those topic in https://fst.unair.ac.id/en/gencarkan-konservasi-hutan-ekowisata-fst-unair-gelar-pengabdian-masyarakat-internasional/
ReplyDelete