Skip to main content

Belajar Kearifan Bersama Suku Baduy Banten di Desa Kanekes

Lojor Teu Meunang Di Potong
Pondok Teu Meunang Di Sambung
Kurang Teu Meunang Di Tambah
Leuwih Teu Meunang Di Kurang

(Peribahasa Baduy yang tertulis di Kaos, oleh-oleh Baduy)

Cerita trip saya kali ini tentang Suku Baduy bareng teman-teman Backpacker Indonesia ^_^. Sudah pasti harganya jauh lebih lebih murah :-),dan yang pasti ala backpack habis!!

Kami start kumpul di Stasiun Kota jam 7 pagi, karena kereta yang ke Rangkasbitung jalan sekitar jam 7.45 pagi. Tiket kereta ekonomi Rangkasbitung hanya Rp 4.000,-. Nah, Namanya juga kereta ekonomi, siapa cepat dia dapat duduk :-D, untunglah kami-kami ini pada dapat duduk semua meskipun terpisah-pisah. Adrenalin kita sempet terpacu pas adegan-adegan para copet mencari mangsanya. Kejadiannya didepan mata saya. Beruntung bapak yang duduk samping saya, memperingati saya dan teman-teman saya untuk tidak memakai handphone di dalam kereta. Para gerombolan copet mendesak-desak mangsanya,padahal kereta tidak dalam keadaan penuh, dalam hitungan menit, mereka bubar,dan mangsanya sudah kehilangan dompet. Saya terbengong-bengong,ketika teman si copet memasukkan dompet ke dalam tasnya, seperti tidak terjadi apa-apa -__-". Saya tanya ke bapak yang duduk samping saya,kenapa ngga ada satupun yang mau menolong, Si Bapak hanya menjawab "kalau ada yang bantuin nti di tusuk", bleepp!!saya cuma nelen ludah aja. Pantas saja, semua menonton bak di film saja. Jadi berhati-hatilah kawan!!! Tapi tenang,setelah melewati stasiun Tiga Raksa, tuh copet pergi semua,karena sudah bukan wilayahnya lagi,dan kondisi aman :-) hehehe,bisa napas lega..

Akhirnya jam 10.30 sampai juga di Stasiun Rangkasbitung, setelah 3 jam perjalanan. Oya,pemberitahuan aja, kalau kereta ini finish sampai stasuin Merak Pelabuhan loh :). Untuk ke Ciboleger, dari Rangkasbitung, kita naik mobil elf dengan ongkos Rp 15.000,-/orang. Perjalanan kira-kira 1 jam kalau supirnya ngebut :-D, yah maklum kemaren supirnya ngebut abis, jadi bikin kita teriak abis juga :-D.
 
Patung Ciboleger
Nah, patung ini menandakan kita sudah sampai di Ciboleger. Disini banyak anak-anak kecil menjajakan tongkat  untuk trekking ke Baduy Dalam. satu tongkat dengan harga Rp 1000,- murah banget yak :). Kami ngaso makan siang dan sholat dzuhur di rumah makan dekat patung Ciboleger. Bagi yang mau beli-beli persediaan makanan,disini juga tersedia indomaret, jadi bisa lebih prepare sebelum trekking.

Satu jam istirahat, sebelum berangkat kita patungan lagi Rp 50.000,-(untuk bayar elf berangkat, guide dan sewa rumah di Baduy Dalam), tepat jam 13.45 siap-siap berangkat untuk trekking. Karena kami pengen banget ke Jembatan Akar yang terkenal itu, jadi nambah ongkos mobil elf yang kita tumpangi untuk diantar ke tempat terdekat trekking ke Jembatan Akar.
Lubung Hasil Panen Baduy Luar
Butuh setengah jam mendekati pemukiman warga Baduy Luar  lalu kemudian trekking menuju Jembatan Akar. Baru sampai aja sudah kelihatan jalannya yang berbatu dan berliuk-liuk. Trekking ke Jembatan Akar ataupun ke Baduy Dalam cukup panjang. Ke Baduy Dalam saja bisa memakan waktu 4 jam, jalurnya yang curam, mendaki bukit, menanjak, turun bukit dan berliuk, kadang melewati hutan tandus, kadang juga melewati hutan lindung yang basah, sesekali melewati rumah penduduk Baduy Luar, tapi tetap aja terlihat sepi warganya. Butuh phisik yang kuat dan pastinya bekal minuman yang lebih. Nah, kalau bawaan mulai terasa berat dan badan udah pegel, pakailah jasa potter/pengangkut barang dari orang Baduy Luarnya. 
Jembatan Akar
Hanya cukup membayar 1 tas = Rp 20.000,- dijamin ngga bakalan rugi sampai ditempat. Karena trekkingnya ke Baduy Dalam benar-benar melelahkan. Kalau saya memang ngga pake jasa potter, lagi belajar hiking lagi :-D dan memang butuh tenaga yang extra kalau kamu mau trekking dengan membawa tas.

Sekitar jam 7 malam, kami sudah tiba di Baduy Dalam. Mendekati area Baduy Dalam, semua alat elektronik harus dimatikan. Satu hal yang membuat saya takjub juga. Bayangkan, ketika kami masih berjalan di hutan lindung menjelang malam, ketemu papasan dengan orang Baduy Dalam. Mereka jalan ngga pake penerangan, dan ngga pake alas kaki, padahal lagi gerimis dan jalan agak licin. Kita aja udah pake senter dan tongkat masih aja kesandung, tapi mereka berjalan layaknya di jalan yang rata. Keren banget dah, salut buat orang-orang Baduy Dalam, walaupun kita pahami mereka hidup di dalam hutan, tapi kebayang kan orang awam aja, malam-malam didalam hutan bisa kesasar, tapi mereka ngga sama sekali. Two thumbs for Baduy :-)
Aturan adat bagi orang luar
Tak sembarang orang bisa bertandang di tengah orang Baduy Dalam. Hidup di tengah harmonisasi alam dan kebijakan tentang nilai luhur yang terus dijaga, seakan menjalar dalam nadi. Sebuah jembatan bambu dengan bentuknya yang unik, menyambut kedatangan setiap tamu yang mengunjungi Baduy Dalam. Inilah perbatasan yang memisahkan antara Baduy Luar dan Baduy Dalam. Setelah melewati bagian ini, semua larangan yang diberlakukan di daerah ini harus ditaati setiap pendatang, termasuk saya tentunya. Ada beberapa aturan adat yang harus dipatuhi antara lain tidak boleh berfoto di wilayah Baduy Dalam, tidak menggunakan barang-barang elektronik, tidak mengotori sungai dengan sabun atau odol, berkata dan berbuat tak senonoh, serta sederet pantangan lainnya. Selain itu, wilayah yang dihuni oleh orang Kanekes ini juga terlarang bagi orang asing (non-WNI). Konon beberapa wartawan asing sampai sekarang belum berhasil masuk ke wilayah ini. Kalaupun ada yang mengaku sampai Baduy, nyaris dipastikan sesungguhnya mereka berada di lingkungan Baduy Luar, yang lebih terbuka terhadap orang luar dan sudah "terkontaminasi" modernisasi.

Di Baduy Dalam memang jauh dari namanya elektronik bahkan tidak ada sama sekali, kecuali senter yang digunakan oleh para wisatawan. Jadi suasananya sangat gelap sekali, sunyi dan dingin.  Setelah sampai dirumah tempat kami tinggal. Istirahat sejenak. Bingung!!!!kemana nih kita mau bersih-bersih dan ganti baju. Secara, rumah di Baduy Dalam hanya berbahan kayu dan bilik bambu, seperti rumah panggung. Ternyata, untuk bersih-bersih kita harus ke sungai yang letaknya di depan jembatan masuk Baduy Dalam, berjarak sekitar 50 meter. Disungai ini tidak ada penutup antara laki-laki dan perempuan, hanya dibagi aja, untuk sebelah kanan laki-laki, dan kiri perempuan. Untuk laki-laki mungkin ngga masalah, mereka bisa mandi walau hanya dengan celana dalam aja :-D, tapi buat wanita, paling kami cuma basuh muka, cuci kaki tangan, sikat gigi, buang air kecil. Dan kalau mau BAB, hmmmm lebih baik diundur niatnya dech, karena bakalan susah banget nyari tempat yang cuco :-D. Jadi kalau lagi ke sungai, cukup sekali aja, ya jangan minum banyak-banyak, siapa juga yang mau nganterin ke sungai malem-malem, dan jalan di batu-batu, paling ngga kudu 3/4 orang barengan :).

Sudah umum, untuk makan malam kita bawa bahan mentah sendiri dan nanti dimasakin sama si Tuan Rumah. Cukup membawa beras 2 liter, ikan asin, sarden 2 kaleng, mie instant 3 bungkus. Dan sebagai ucapan terima kasih untuk si Tuan Rumah bisa seperti gula, kopi, ataupun bahan makanan lainnya.

Yap, makan malam sudah siap jam 8 malam, padahal waktu terasa lama disini, tapi baru jam 8 :( . Rasanya nikmat banget makan, padahal hanya pake sarden dan mie instans serta nasi. Tapi rasanya luar biasa kaya udah lama ga makan aja (lebay.com :D). Di sini guide dan Tuan Rumah juga ikut makan bareng dengan ransum yang kita bawa. Uniknya peralatan makan mereka banyak berasal dari bambu, tempat minumnya aja seperti botol besar bentuk jadul warna coklat tua hitam, gelasnya dari bambu jadi memberi rasa yang agak beda di lidah, seger gimana gitu :-D. 
Setelah makan malam dilanjutkan dengan perkenalan sesama backpackers. Untuk tidur, kita dipisah menjadi 2 rumah untuk laki-laki dan perempuna. Sayangnya kita tidak bisa melewatkan waktu bersama sampai larut malam. Contohnya waktu teman-teman yang laki-laki masih ingin mengobrol ria, tapi kemudian diingatkan oleh si Tuan Rumah sambil mematikan pencahayaan, padahal baru jam 11 malam :-), ya sudah tanpa banyak tanya lagi, mereka ketempat masing-masing.

Bangun Subuh di tempat ini sungguh luar biasa segar. Udaranya dingin tapi tidak menusuk tulang. Air sungainya jernih dan segar membasahi setiap kulit. Seperti biasa, kita para wanita tidak ada yang mandi, paling hanya sikat gigi dan basuh-basuh aja, beda sama kaum laki yang kayanya enak bangeeett mandi gulungan di air sungai -__-" hufff  jadi iri!! Oya untuk sholat, karena suku Baduy bukanlah beragama Islam, jadi seadanya sekali untuk sholat. Nah, pagi hari jangan lupa luangkan waktu untuk sekedar berjalan-jalan sekitar desa. Orang-orang Baduy Dalam sangat ramah, meskipun mereka tidak terlalu paham berbahasa Indonesia, tapi mereka murah senyum loh :-). Kecuali untuk para wanitanya, memang sangat jarang ditemui ataupun sekedar berbicara dengan kita,  mereka seperti terbiasa menjaga pandangan :).
Pagi hari, kami sempatkan untuk ke tempat Jaro atau biasa disebut wakil dari pemimpin adat. Kami tidak bisa menemui Puun atau pemimpin adat jika berkelompok. Puun hanya bisa ditemui oleh perorangan. Jadi segala pertanyaan dari kami, Jaro-lah yang menajawabnya. Banyak hal yang saya ketahui dari kearifan suku Baduy. Keseharian kaum lelaki Baduy menggunakan ikat kepala putih. Kecuali Puun atau pemimpin adat, para lelaki menggunakan baju hitam dan sarung selutut berwarna biru tua bercorak kotak-kotak. Kaum perempuan menggunakan sarung batik biru, kemben biru, baju luar putih berlengan panjang. Gadis-gadis menggunakan gelang dan kalung dari manik. Untuk Baduy Dalam mengenakan baju berwarna putih, sedangkan Baduy Luar mengenakan baju berwarna hitam. Saya pernah tanya ke guide kami yang berasal dari Baduy Luar, bagaimana mereka dengan baju mereka, apakah harus beli atau membuat sendiri. Guide kami AA Emen namanya bilang, bahwa suku Baduy untuk pakaian, mereka harus berasal dari jahitan tangan, meskipun membayar atau membeli, yang pasti harus dari jahitan tangan.

Suku Baduy Dalam, mereka setia berjalan kaki dalam melakukan perjalanan, mengedepankan kejujuran, menolak mencemari lingkungan (tanah dan air), dan tidak merokok. Baduy Dalam menerapkan adat lebih ketat dibandingkan dengan Baduy Luar. Salah satu perbedaannya, warga Baduy Luar diperbolehkan berkendaraan. Baduy Dalam hidup dengan aturan adat yang ketat. Maka jangan heran jika kita memberikan alamat ke salah satu warga Baduy Dalam, mereka akan mengunjungi alamat tersebut dan percayalah mereka berjalan kaki menuju alamat yang dituju. Karena apa, karena mereka dilarang untuk berkendaraan. Sungguh luar biasa!!!

Selain itu, perhatikan rumah di Baduy Dalam. Semua memiliki tekstur, luas dan arah yang sama. Memang benar adanya, rumah warga Baduy Dalam harus menghadap barat-timur, kecuali Puun yang yang menghadap Timur-Selatan (red-kalau ngga salah inget ya :-D, apa kebalik,pokoknya begitu dah). Jadi kelihatan sekali mana yang rumah Puun,dan mana rumah warganya. Salah seorang pedagang souvenir juga mengatakan, meskipun ada orang Baduy yang banyak uang, tapi mereka tidak boleh melebih adat. Rumah harus tetap sama, tidak boleh lebih. Bahwa lebih atau kurang, harus sama-sama. Selain itu, Binatang peliharaan disini tidak ada yang berkaki empat seperti kambing atau sapi, hanya ada ayam dan sejenisnya. 
Ada pertanyaan dari teman-teman tentang bolehkan mereka menikah dengan orang dari luar Baduy?  Jawabannya adalah bahwa para wanitanya sudah dijodohkan oleh lelaki dari suku mereka sendiri. Kalau mereka berpacaran dengan orang diluar dari suku Baduy, maka mereka akan di asingkan. Tapi ini jarang sekali terjadi, karena umumnya para wanitanya menurut aja kalo dijodohkan. Sayang sekali, padahal wanita Baduy cantik-cantik dan sederhana sekali :). Masalah anak, hmmmm mereka nggak KB ataupun cukup dua anak seperti slogan pemerintah :). Sebaliknya, tidak ada batasan bagi mereka untuk mempunyai anak lebih dari 2 orang.

Soal pendidikan, sangat disayangkan disini tidak ada sekolah atau semacam tempat belajar bagi anak-anak Baduy. Tapi memang itulah keadaannya. Seperti yang dikatakan Jaro, bahwa mereka tidak memperbolehkan lembaga/perorangan untuk mengajar di Baduy Dalam. Jadi keinginan belajar itu biar muncul sendiri dari warganya, bukan ajakan dari luar. Tapi memang ada dari warga Baduy yang kemudian berhasil menempuh pendidikan, namun tetap tidak melupakan adat ketika kembali lagi ke desa.

Agama yang dianut mereka adalah kepercayaan. Menurut kepercayaan orang Kanekes mereka keturunan dari Batara Cikal, salah satu dari tujuh dewa atau batara yang diutus ke bumi. Asal usul tersebut sering pula dihubungkan dengan Nabi Adam sebagai nenek moyang pertama. Menurut kepercayaan mereka, Adam dan keturunannya, termasuk warga Kanekes mempunyai tugas bertapa atau asketik (mandita) untuk menjaga harmoni dunia. Mereka juga menjalankan puasa, dan tidak ada ketentuan hari sepanjang mereka kuat untuk menjalankannya. Salah satu contoh menerapkan hukum adat seperti mengenai hukum mencuri. Jika warganya ketahuan mencuri, yang pertama dilakukan adalah di tegur, kemudian diasingkan, tapi kalau belum berubah, diserahkan sama yang Diatas (red-maksudnya Tuhan kali ya). Tapi sekali lagi, kejadian ini jarang juga ditemui. Warganya sangat patuh kepada adat yang berlaku.

Setelah makan pagi dengan menu yang sama seperti semalam :) siap-siap pulang, mungkin sekitar jam 10 pagi. Kali ini trekking kami jauh lebih mudah ditempuh dibanding hari sebelumnya. Jalannya juga banyak melalui hutan lindung, jadi tidak terlalu panas. Jarak tempuh kalau cepat bisa 3 jam. Kami molor waktu jadi 4 jam, karena pake ada acara mampir ke rumah guide kami di Baduy Luar. Sajian pisang tandan dan air putih serasa menghapus sedikit lapar dan dahaga kami :).  Sebelum keluar dari area Baduy Luar, ada sederetan tempat menjajakan souvenir seperti gantungan kunci, gelang, kaos, kain tenun. Untuk harga relatif sama berkisar antara 20-35 ribu, gantungan kunci-gelang rata-rata bisa dapet Rp 10ribu (3 macam) malah bisa nego lagi :-D, kalau kain tenun seperti syal harganya sekitar Rp 50ribu. Kalau beli banyak, pastinya dikasih lebih muuuuraaah lagi!!!

Sampai di peristirahatan tempat makan, sekitar jam 1 siang. Selesai Ishoma (istirahat,sholat,makan) sekitar jam 2.15 siang. Kali ini patungan lagi Rp 15ribu/orang untuk bayar mobil Elf ke Stasiun Rangkas Bitung. Perjalanan langsung kebut pake mobil Elf ke Stasiun RangkasBitung, karena kereta dari RangkasBitung ke Stasiun Kota berakhir pukul 4 sore. Alhamdulillahnya, kami tepat semua...sampai pas tepat waktu cuma kurang 5 menit, tepat keretanya mau siap-siap berangkat-pak masinisnya sudah manggil-manggil, tepat lari-larinya kalau ngga cepet bisa ketinggalan kereta, tepat dapat duduknya di bagian gudangnya kereta alias kumpul bareng sama kambing juga dan duduk nglosor di lantai yang setiap kali kuping harus siap-siap denger tooootttt  toooootttt suara sirinenya kereta 😀

Tapi itulah nikmatnya berbackpacker ria :), susah-sedih-senang-sendu-sepi yang dialami sama-sama. Yang tadinya ngga kenal, dalam 1 hari bisa jadi akrab, yang tadinya ngga punya barengan pulang - eh dapat teman yang ternyata deket rumah juga paling ngga satu arah pulang, yang bawa pacarnya - jadi tambah lengket karena saling menjaga pas trekking, alah :-D. Selain itu, jadi semakin banyak bersyukur betapa indahnya lukisan dari Yang Maha Pencipta, hamparan alam yang indah dipandang mata. Dan satu lagi, Indonesia beragam wajahmu, ini baru satu suku yang mewarnai indahnya keragaman Indonesia.  See u soon on next trip ^_^

Salam Ransel

Comments

  1. sungguh ironis,,,dtenagh pesatnya teknologi,ternyata dpedalaman sana mash bnyak yg ga boleh tersentuh teknologi dan pendidikan..kasihan..tapi salut.inilah indonesia bhinneka tunggal ika
    bpi baduy terimakasih kalian tlah memberiku warna baru dlm hidup pada umumnya dan hati pada khususnya ;)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mengurus Visa China Ternyata Hanya 4 Hari!!

Travel plan saya selanjutnya adalah mengunjungi Shanghai, Cina. Untuk dapat mengunjungi Cina, tentunya harus siap dengan visa-nya. Nah, saya mau berbagi sewaktu saya mengurus visa China :-) fresh bulan April 2012 dan ternyata sangat mudah dan simpel. Karena baru pertama kali mengurus visa sendiri, jadi saya sangat interest sekali searching informasi. Untuk website resminya bisa klik disini VISA FOR CHINA . Sebenarnya persyaratan untuk mengurus visa China tidak terlalu banyak, yuk follow my feeds dibawah ini ;-) Buka website resminya, pelajari visa apa yang mau kamu ambil dan tujuannya untuk apa, lihat di sini JENIS-JENIS VISA CHINA & PERSYARATAN  Kalau saya tujuannya untuk traveling biasa, jadi saya ambil Tourism and family visit visa (L-Visa) Isi formulir permohonan dengan lengkap , kamu bisa download  VISA APPLICATION FORM atau bisa langsung APPLY ONLINE . Kalau saya pribadi, sudah apply online, jadi isi data via online, setelah data lengkap dan tersimpan, ot

4 Rekomendasi Tempat Wisata Belanja di Shanghai

Wisata belanja di Shanghai memang tidak ada habisnya. Namun, yang paling membuat saya tertarik adalah market-market tradisionalnya, sangat unik dengan berbagai macam jajanan pasar. Berikut ini saya akan berikan  tempat belanja yang berhasil saya kunjungi selama di Shanghai yang bisa jadi referensi teman-teman. Mari follow my journey  di bawah ini ya :) Nanjing Road Nanjing Road merupakan pusat jalan perbelanjaan utama di Shanghai. Ini jalan yang panjang hingga beberapa kilometer yang saling terhubung. Terdiri dari Nanjing Rd Timur dan Nanjing Rd Barat. Nanjing Rd Timur paling dekat dengan The Bund, sedangkan Nanjing Rd Barat dekat dengan People's Square. Pada siang hari, Nanjing Road penuh menggeliat dengan riuhnya para pengunjung. Outlet-outlet disepanjang jalan menawarkan merek-merek terkenal yang tak terhitung jumlahnya dengan kualitas yang bagus tentunya. Nanjing Road memang pusat perbelanjaan modern dengan tetap menyajikan konsep tradisional. Terbukti dengan ma

Pengalaman Buyback LM di Butik Emas Gd. Antam Simatupang

Yang pertama memang selalu terasa spesial. Hari ini ceritanya melepas logam mulia pertama yang saya beli tahun 2017. Hasil nabung dari sisa gaji bulanan, di belikan LM. Ngga punya pengalaman beli-beli LM, dan berujung beli online di website toko perhiasan. Logam mulia klasik yang sertifikatnya masih terpisah, seberat 10 gram, seharga Rp 5.698.000,-. Itupun masih numpang simpen dulu di toko karena masih dapat free brankas, dan baru dikirim satu bulan kemudian via JNE.  Ngga berasa udah 5 tahun aja, ini LM bersemayam di laci lemari. Masih terbungkus dalam amplop hijau diselimuti lembar kuitansi pembelian. Sebenarnya belum butuh-butuh amat untuk menjual LM, tapi mengingat mau buat modal usaha. Setelah dipandang, dipikir dan diputuskan, harus rela melepas LM pertamaku dari genggaman🥺. Browsing kira-kira dimana tempat yang oke buat buyback LM. Kalau mau gampang, bisa aja sih jual di toko emas atau butik jewellery. Pernah iseng tanya ke toko emas (yang ngga jualan LM), eh malah LM-nya dihar

Nabung di Bank BRI, Kena Pajak!!

Disini saya mau berbagi tentang pengalaman saya menabung di BRI beberapa bulan kemarin, karena saya pikir menabung di bank pemerintah seperti BRI, tidak ada banyak potongan yang macam-macam. Sebelumnya saya menabung di Bank Muamalat Syariah yang sebenarnya sudah cocok sekali dan tidak banyak memberikan potongan kepada nasabah kecuali untuk biaya administrasi yang relatif masih dibawah Rp 10ribu. Tapi karena desakan orangtua untuk di pindah ke bank pemerintah, akhirnya saya memutuskan untuk membuka rekening di Bank BRI dekat kantor saya. Pembukaan rekening saya dengan setoran Rp 600ribu. Masih di bulan yang sama,saya mentransfer setoran ke rekening BRI sebesar Rp XX.000.000,- (maaf off the record). Pada bulan berikutnya, saya mendapatkan bunga bank sebesar Rp 28.036,-. Dan saya cukup kaget ketika saya mengetahui tabungan saya dikenakan pajak yang tidak ada ketentuannya berapa persen. Yang terpotong saat itu pajaknya Rp 5.607,- belum lagi potongan administrasi sebesar Rp 10ribu.

Review Oli X-Ten 10W30 Matic Untuk Vario 150

Buat kamu yang sedang cari review oli X-Ten 10W30 Matic untuk Vario 150, pas banget baca informasi ini. Kali ini saya ingin berbagi informasi penggunaan dan ulasan pemakaian oli X-Ten 10W30 Matic. Testimoni penggunaan oli ini tentunya berasal dari pengalaman saya pribadi. Produk oli saya gunakan di motor Vario 150 keluaran tahun 2018. Untuk menjaga performa Honda Vario 150cc, tentunya harus rutin melakukan perawatan. Mulai dari mengganti oli tepat waktu hingga memilih oli yang tepat. Kali ini saya ganti oli di Planet Ban yang berlokasi di Jalan Akses UI Kelapa Dua, Depok. Kebetulan dekat dengan area tempat tinggal.  Sebenarnya ini kedua kalinya saya ganti oli di sini. Yang pertama sudah mencapai 4.000an kilometer. Kalau mengacu dari waktu pergantian standar oli X-Ten bisa lebih lama hingga 2x lipat dibandingkan oli biasa, bisa ganti oli setiap kurang lebih 5.000 km. Tapi, tetap saya ganti buat menjaga performa mesin motor.  Spesifikasi Oli Nama Produk : XT - 30 Matic Viskositas: SAE 10

16 Things To Do In Shanghai (Part 1 - Sightseeing Shanghai)

Salah satu tujuan trip untuk solo traveling saya yang pertama adalah Shanghai, China. Satu minggu, saya habiskan waktu hanya di kota Shanghai, dan memang tidak membuat itenary untuk mengunjungi kota lain seperti Beijing. Mungkin saya ingin lebih dekat dengan kota Shanghai, sebagai kota Metropolis dari China. Untuk penerbangan ke China, saya menggunakan Singapore Airlines,dengan tujuan Pudong International Airport. Keberangkatan pagi hari jam 09:10, transit di Singapura, dan berlanjut jam 13:00 menuju Shanghai. Lama perjalanan Singapura-Shanghai sekitar 4 jam 45 menit. Tiba di Shanghai sekitar jam 7 malam. Sedangkan kembali ke Jakarta, saya ambil keberangkatan malam hari jam 19:10 tiba di Singapura jam 01:00 dini hari. Hanya saja, transit di Singapura agak lama 5 jam, jadi lumayan buooseenin. Berlanjut penerbangan ke Jakarta pagi jam 07:00, delay satu jam dari awal jadwal 05:00 Sedangkan untuk budget cost sendiri, rasanya bukan ala backpacker :-D

Yuk Kurangi Sampah Sendiri Dengan Konsep 7R

Rumah tangga menjadi produsen sampah terbesar di Indonesia. Berdasarkan data riset Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2019 menunjukkan jumlah sampah nasional mencapai 175.000 ton/hari, dengan sumber sampah 48% didominasi berasal dari rumah tangga. Multidimensi persoalan sampah menjadi kendala dalam pengelolaan  sampah di Indonesia. Sebut saja faktor perilaku masyarakat yang belum peduli pentingnya pengelolaan sampah, masalah sampah plastik yang kian mengancam, keterbatasan fasilitas pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah serta kurang maksimal karena tidak ditangani oleh professional yang ahli di bidang persampahan.  sumber data riset KLHK Bijak kelola sampah  harus ditanamkan mulai dari diri sendiri. Setiap individu wajib memiliki semangat peduli lingkungan bahwa  sampahku adalah tanggung jawabku . Sehingga mampu mengimplementasikan bijak kelola sampah di kehidupan sehari-sehari. Saya mencoba menerapkan konsep 7R (reth

Weekend Banking BCA KCP Grand Indonesia

Bagi nasabah BCA,layanan weekend banking sangat membantu dalam memudahkan nasabahnya melakukan transaksi di hari Sabtu dan Minggu. Waktu itu saya menggunakan layanan ini untuk pembukaan rekening baru. Layanan weekend banking BCA diwilayah Jakarta Selatan & Jakarta Pusat hanya dilayani di dua lokasi,yaitu KCP Grand Indonesia dan KCP Pondok Indah Mall. Layanan Weekend Banking ini buka setiap Sabtu dan Minggu (Kecuali hari libur) dari pukul 10.00-15.00 WIB.  Untuk itu, saya memilih mendatangi kantor BCA di Grand Indonesia yang masih dekat dengan kantor. Hampir saja saya salah tujuan lokasi Bank BCA. Karena layanan weekend banking BCA bukan berlokasi di Menara BCA(tepat di depan jalan utama Grand Indonesia), tapi berada di Grand Indonesia Westmall Lantai LG. Sayangnya, saya tidak bisa melakukan pembukaan rekening baru, karena kartu identitas saya beralamatkan di Depok. Layanan pembukaan rekening baru pada saat weekend hanya melayani pembukaan rekening dengan kartu identitas wil

16 Things To Do In Shanghai (Part 2 - Sightseeing Shanghai)

Pada Part 1 yaitu tempat-tempat menarik untuk dikunjungi selama di Shanghai , saya sudah memberikan 5 tempat menarik di Shanghai. Nah, berlanjut di Part 2, masih sama, rekomendasi tempat-tempat menarik seperti temple, mesjid, garden, dan gedung tertinggi, dan arena. Follow my journey  di bawah ini ya 😄  6. Yu Yuan Garden and Bazaar Yu Yuan Garden adalah taman paling terkenal di Shanghai. Terletak di jantung Kota Tua Shanghai, dan salah satu tempat wisata paling menarik dan menjadi pusat kunjungan para turis di Shanghai.  Dekat dengan Yu Yuan Garden dapat ditemui pasar dengan sederetan outlet-outlet, rumah makan, yang menjual berbagai macam produk, mulai dari souvenir, pakaian, makanan khas, dan lain-lain. Suasananya rame betul, belum lagi bangunan-bangunan sekitar pasar yang terlihat sangat klasik khas tradisional China. Harga souvenir di sini relatif murah, mulai dari harga 5 RMB-90 RMB tergantung dari jenis souvenir. Untuk produk baju harganya bisa diatas 100 RMB.