Mendapat panggilan untuk datang beribadah haji dan umrah ke Baitullah, tentunya merupakan cita-cita bagi sebagian besar umat Islam di seluruh dunia. Alhamdulillah, saya diberikan kemudahan untuk berangkat umrah bersama orang tua di tahun 2018. Pengalaman yang luar biasa sekali seumur hidup berkumpul bersama ribuan bahkan jutaan orang dari berbagai belahan dunia denga satu tujuan yang sama yakni beribadah, dalam rangka menyembah-Nya.
Tidak cuma
mendapatkan pengalaman spiritual saja, ada begitu banyak hal yang bisa diambil
pelajaran selama pelaksanaan ibadah di tanah suci, terutama tentang bagaimana
kita berpraktik secara amanah terhadap lingkungan. Karena ada perilaku-perilaku
yang sebenarnya merupakan kesalahan tetapi karena tidak memahami atau tidak
mengetahui, sehingga merasa itu bukan kesalahan, dan malah berlaku biasa saja.
Contohnya jamaah yang membuang sampah sembarang tempat, jamaah yang mengambil
porsi makan yang besar namun tidak menghabiskannya.
Ternyata
ada kondisi yang perlu di benahi. Karena bagaimanapun aktivitas umat Islam saat
praktik haji dan umrah bisa memberi dampak lingkungan secara global. Bila tidak
diberikan kesadaran untuk peduli pada isu-isu krisis perubahan iklim. Inilah
pentingnya menjalankan aktivitas haji dan umrah yang ramah lingkungan. Bahwa
umat muslim di Indonesia harus berperan dalam mencegah kerusakan iklim yang
lebih besar lagi dan menjadikan haji sebagai momentum untuk perbaikan, momentum
refleksi secara spiritual dan juga secara aktual.
Melalui acara yang diselenggarakan secara hybrid, Ummah for Earth dan Greenpeace Indonesia meluncurkan aplikasi Green Hajj pada Kamis (30/06). Aplikasi Green Hajj hadir sebagai bentuk nyata dukungan umat Islam dalam upaya mengatasi perubahan iklim. Sebelumnya Ummah for Earth telah merilis Green Hajj dalam bahasa Inggris dan Arab, kini aplikasi tersebut juga diluncurkan dalam bahasa Indonesia.
Acara launching yang bertempat di CohHive D..Lab, Gondangdia ini juga disiarkan melalui live streaming YouTube Berita KBR. Berisukan dialog dengan sejumlah tokoh yang memiliki perhatian dan memberi dukungan bagi keikutsertaan umat muslim dalam upaya mengatasi perubahan iklim. Serta menghadirkan dialog langsung dengan perwakilan Ummah for Earth di beberapa negara.
Prof.
Dr.KH. Nasaruddin Umar, MA yang turut hadir dalam acara dialog tersebut dalam
penjelasannya menyimpulkan hikmah dari pesan Nabi Muhammad SAW saat
menyampaikan pesan kepada prajuritnya sebelum berperang mengenai 4 hal yang
dilarang. Salah satunya adalah jangan pernah merusak tanaman orang lain apalagi
membakarnya. Dari hikmah ini, beliau mengatakan bahwa nabi menganjurkan umatnya
untuk memelihara lingkungan. karena langgeng tidaknya masyarakat bumi ini
tergantung kesadaran manusia itu sendiri terhadap alam semestanya.
Sementara menanggapi mengenai urgensi dari aktivitas haji dan umrah ramah lingkungan. Dr. Fachruddin Mangunjaya, M.Si selaku Aktivis Lingkungan dan Dosen Pascasarjana Universitas Nasional dalam keterangannya mengatakan melalui panduan haji dan umroh ramah lingkungan, bisa mengetahui berapa ton karbon yang diemisikan. Hal ini bisa menjadi salah satu inisiatif untuk gerakan penanaman pohon, atau energi terbarukan bagi masjid dan lain-lain. Bagi Amphuri dapat memiliki travel-travel yang ramah lingkungan seperti menyediakan tumbler untuk mengurangi plastik di Saudi Arabia, memberikan pendidikan lingkungan kepada jamaah haji.
Husna Ahmad, Global One UK |
Dalam
kesempatan yang sama, Bapak Nur Arifin dari Dirjen Penyelenggaraan Haji
& Umrah Kemenag RI melalui sambungan video call langsung dari Tanah Suci
Makkah menyatakan dukungannya pada aplikasi Green Hajj. Bahwa aplikasi ramah
lingkungan ini merupakan tafsir praktek bagi umat Islam sebagai Khalifah fil
ardhi (wakil Allah) di muka bumi untuk menata kehidupan tertib teratur dalam
rangka beribadah kepada-Nya. Aplikasi ini menjadi panduan atau praktek-praktek
bagi umat Islam untuk meningkatkan kualitas keislamannya.
Aplikasi
Green Hajj sudah dapat diundah gratis di App Store, dan dapat digunakan oleh
individu maupun agen travel sebagai langkah menumbuhkan kesadaran bahwa haji
dan umrah dapat menjadi ibadah yang mengintegrasikan dampak positif bagi
lingkungan, sesama makhluk hidup serta kehidupan di bumi dengan peduli pada
perubahan iklim.
“Green Hajj
merupakan aplikasi yang memuat bacaan dan doa serta panduan praktis dalam
melakukan ibadah haji dan umrah. Pengguna juga bisa mendapatkan petunjuk
mengenai ibadah haji dan umrah yang ramah lingkungan dan berkelanjutan seperti
penggunaan air dan energi yang efisien, pengurangan sampah khususnya sampah
plastik, dan penggunaan transportasi publik,” ujar Tata Mustasya. Juru kampanye
iklim dan energi Greenpeace Indonesia.
“Kampanye
ini ingin mempromosikan masa depan alternatif yang menawarkan solusi dan
harapan. Diharapkan panduan ini bisa ikut membawa dunia mengatasi bencana
iklim, menawarkan bagi individu, komunitas, pemerintah dan pemangku kepentingan
lain guna mengakhiri mitos pembangunan ekonomi esktratif yang merugikan
lingkungan,”pungkasnya.
Haji sangat penting bagi umat Islam sebagai rukun Islam yang ke-5. Kaitannya dengan permasalah iklim, Green Hajj launching hari ini adalah bagaimana haji jangan menjadi sumber defisit bagi persoalan lingkungan yang menghasilkan karbon setiap tahunnya. Sebab bila tidak dilakukan makan dampaknya kedepannya akan banyak tantangan yang semakin sulit di hadapi saat beraktivitas haji.
Manusia harus menjadi solusi terhadap krisis iklim dan berbagai kerusakan lingkungan yang saat ini sedang terjadi. Mengurangi emisi karbon dan menggunakan sumber daya alam secara efisien ini bisa di awali dalam pelaksanaan ibadah haji. Dengan demikian, umat islam dapat menjadi motor dari gerakan lingkungan secara global, menjadi uswatun hasanah – contoh yang baik dalam isu-isu lingkungan. Green Hajj aplikasi dapat mendorong terwujudnya kesalehan lingkungan bagi umat, menginsipirasi dan mengajak umat Islam untuk peduli lingkungan yang lestari.
makasih sharingnya
ReplyDelete