Skip to main content

Perjuangan Bidan Dwi Menurunkan Angka Kematian Ibu & Bayi di Jakarta Utara Berbuah Penghargaan Nasional

Tenaga Kesehatan (Nakes) punya peranan besar pada majunya pembangunan kesehatan. Bekerja sebagai Nakes adalah untuk mengabdi kepada kemanusiaan serta menjadi pelayan masyarakat. Banyak tantangan yang dihadapi dan disikapi dengan penuh tanggung jawab. Bekerja sungguh-sungguh dan tulus ikhlas memberikan pelayanan kesehatan terbaik. Maka, patut jika titel pahlawan kesehatan dan pahlawan kemanusiaan disematkan pada profesi mulia ini. 

Dari sekian profesi tenaga kesehatan adalah Bidan, sang pahlawan ibu bersalin. Profesi  yang berperan penting dalam proses perjuangan seorang ibu tatkala melahirkan anaknya ke dunia. Entah, sudah berapa nyawa yang dilahirkan dengan selamat ke dunia melalui tangan-tangan bidan. 

Tugasnya bukan sekedar membantu saat persalinan saja. Bidan punya tugas untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan ibu selama menjalani kehamilan sampai pasca melahirkan. Bidan juga andil  untuk memastikan bahwa anak-anak yang dilahirkan mendapatkan akses perawatan dan pelayanan kesehatan yang mumpuni. 

Di sisi lain, pada target pencapaian program kementerian kesehatan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Bidan mengemban tugas besar dilingkungan masyarakat untuk selalu memberikan edukasi pengetahuan kesehatan, konseling persalinan hingga pemberdayaan perempuan. Peranan ini yang tidak mudah untuk tergantikan oleh tenaga kesehatan lainnya. 

Indonesia banyak melahirkan pahlawan ibu bersalin yang inspiratif. Kisah keteladanan dan usaha gigih mereka yang tanpa pamrih demi kemanusiaan menjadi panutan dan menginspirasi orang lain untuk melakukan kebaikan yang sama. Salah satunya adalah teman karib saya yang juga berprofesi sebagai bidan. 

Saya mengenal beliau belum lama, sejak tahun 2019. Meski kami berdua berbeda profesi, namun saya begitu salut dengan sumbangsih yang diberikan sebagai bentuk loyalitas dan kecintaan kepada profesi yang ditekuninya. Terlebih usia beliau yang terpaut lebih tua dan pribadi yang ramah kepada siapapun, menjadikan beliau sebagai sosok yang sangat disegani baik di lingkungan kerja maupun lingkup pertemanan. 

Alasan saya kenapa beliau ini patut dianggap sebagai pahlawan adalah berkat gagasan yang ia buat sebagai  kepedulian terhadap kesehatan ibu & bayi pasca melahirkan dalam upaya menurunkan angka kematian ibu & bayi. 

sumber: dokpri

Adalah Dwi Yuniarti, bidan berjilbab yang sehari-hari bekerja sebagai bidan honorer Rumah Bersalin (RB) Puskesmas di bilangan kota Jakarta Utara. Beliau adalah sosok yang menginspirasi dengan gagasan programnya bernama “Kencana”, hingga mendapatkan apresiasi penghargaan nasional. Salah satunya penerima penghargaan sebagai Perempuan Inisiator Indonesia dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) di tahun 2020.

Readers ingin tahu bagaimana cerita inspirasi dari seorang bidan Yuniarti, yuk ikuti cerita saya berikut ini ☺️.

Berangkat dari keprihatian…

Merintis profesi bidan, ia lakoni pertama kali di Puskesmas Kelurahan Kapuk Muara sejak tahun 1997. Saat itu ia baru berstatus sebagai bidan PPT hingga tahun 2000. Setahun kemudian, ia menjabat sebagai bidan volunteer di puskesmas yang sama sampai dengan tahun 2008. Selama bertugas di puskesmas ini, beliau mencermati data di rentang tahun 1997-2007 yang menunjukkan tidak adanya data kunjungan kontrol nifas yang dilakukan oleh para ibu pasca melahirkan. 

Ia menyadari betul lokasi puskesmas yang masih sulit dijangkau masyarakat menjadi faktor penyebab kemungkinan para ibu enggan untuk datang ke puskesmas. Kondisi ini juga diperparah dengan wilayah Kapuk Muara yang merupakan daerah langganan banjir. Sehingga menghambat masyakarat mengakses layanan kesehatan. 

Akhirnya, beliau mencoba berkordinasi dengan tim KPLDH guna memecahkan masalah akses layanan kesehatan kepada masyarakat. KPLDH merupakan program kesehatan di Jakarta yang berbasis jemput bola bila diperlukan sebagai tindakan awal. Tim ini terdiri dari dokter umum, perawat, dan bidan yang diperbantukan pada masing-masing puskesmas. 

Bersama tim KPLDH membentuk puskesmas keliling dan melakukan kunjungan di lingkungan masyarakat serta posyandu. Kesempatan ini sekaligus digunakan beliau untuk mencari tahu kenapa para ibu enggan melakukan kontrol ulang ke puskesmas pasca melahirkan. 

Beliau menceritakan bahwa ada saja alasan yang dilontarkan para ibu. Mulai dari sibuk dengan pekerjaan rumah tangga, tidak ada suami yang antar, sampai percaya mitos tertentu. Beliau memaklumi bahwa fenomena yang terjadi di lapangan, terlebih yang dihadapi adalah mereka dari keluarga menengah kebawah. Faktor ekonomi dan pola pikir menjadi alasan penyebabnya. 

Kejadian serupa ternyata beliau temukan kembali ketika bertugas di Puskesmas Kecamatan Penjaringan di tahun 2008. Mirisnya, wilayah tempatnya bekerja menyumbangkan 2 angka kematian ibu. Di sinilah titik keprihatinannya. Beliau menyayangkan faktor kelalaian karena baik ibu maupun pihak terkait masih anggap sepele pentingnya pemeriksaan ulang berkala pasca melahirkan. Padahal selama masa kehamilan dan masa nifas adalah proses penting untuk memantau dan memastikan kesehatan ibu maupun janin yang dilahirkan, sebab sebagian besar kematian maternal terjadi pada masa nifas. 

Menciptakan gagasan baru..

Beliau tidak ingin tinggal diam membiarkan kejadian ini terus berulang. Yang semestinya bisa ditangani hingga tidak sampai menyumbangkan angka kematian ibu. Menciptakan gagasan baru memang butuh kesabaran dan memakan waktu lama. Gagasan untuk membuat program dan sebuah alat bantu untuk ibu bersalin tercetus di sekitar tahun 2017. 

Momen ajang penghargaan Nakes Teladan menjadi motivasi beliau untuk dapat menyalurkan gagasannya dan ikut berkompetisi di tahun depan. Keinginan beliau untuk mengikuti ajang ini di sambut baik oleh kepala puskesmas serta teman sejawatnya. Semenjak itu, beliau mulai merancang program dan mengembangkan alat bantu buatannya. 

Seorang diri mempersiapkan program dan mendesain alat bantu, tentunya tidaklah mudah. Beliau mengatakan butuh waktu sekitar 3 bulan untuk menyelesaikannya, belum lagi berulangkali merombak dan mencetak ulang. Ia menginginkan dengan satu alat bantu dapat memudahkan baik ibu maupun pihak terkait seperti keluarga, bisa mengetahui apa yang harus dilakukan pada masa kehamilan dan masa nifas, termasuk kesehatan janin yang dilahirkan.  Gagasan programnya ia namai dengan “Kencana”. 

Cinta kasih Kencana… 

Saya sempat menanyakan kepada beliau, kenapa harus memakai nama “Kencana”, bukan nama yang lain saja yang masih lekat dengan persalinan.  Ternyata ini dia alasannya kenapa beliau memilih nama tersebut. 

Kencana berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya adalah emas yang diberikan untuk seorang anak perempuan. Emas dianggap barang berharga, sesuatu yang harus di jaga dan di rawat. Ibarat emas, ibu dan bayi harus di jaga, di rawat, jangan sampai terjadi kematian. Menginginkan setiap ibu dapat melahirkan bayi yang sehat dan berkualitas untuk menjadi generasi penerus bangsa.  Derajat kesehatan dikatakan berhasil adalah dengan masyarakatnya yang sehat dan kuat. 

Demikian beliau menjelaskannya. 

Seperti apa rupa Kencana? 🧐

Kencana merupakan program yang diperuntukkan bagi para calon ibu untuk mengetahui segala hal tentang persalinan, mulai dari masa kehamilan, kesehatan janin sampai masa nifas. Ini sebagai upaya menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pasca persalinan atau masa nifas dan neonatus.

Program Kencana dilengkapi dengan sebuah alat bantu yang dapat memudahkan pasien untuk mengetahui jadwal kunjungan dan apa yang harus dilakukan selama rentang masa kehamilan hingga pasca melahirkan. 

Alat bantu Kencana di beri nama “Kirana”, singkatan dari Kipas Rencana Kunjungan Anda. Menariknya, lembar kipas Kirana ini berbentuk love warna merah muda, warna khasnya perempuan. Di kanan bagian atas terdapat logo bentuk hati dengan sketsa ibu-bayi. Bagian tengah muka menyatu dengan lembar lingkaran yang dapat di putar bebas. Di sekeliling lingkaran terdapat bagian-bagian bulan yang berisi tanggal dengan kelipatan 5 sampai 25. Bagian muka lingkaran berisi bagian-bagian dengan warna-warna berbeda untuk membedakan apa-apa saja yang dilakukan selama masa nifas & neonatus. 

Penggunaan alat bantu ini sangat mudah sekali. Cukup tempatkan garis pada tanggal persalinan yang telah ditentukan, maka otomatis bagian-bagian lain akan menyesuaikan jadwalnya. Ibu dapat mengetahui kapan waktunya melakukan imunisasi pada bayi, kapan waktunya ibu harus kontrol, kapan rentang pemberian ASI eksklusif 6 bulan, dan kapan waktunya kontrol bayi. Pada bagian muka belakang lembar Kirana, terdapat beberapa informasi seperti manfaat kontrol ibu dan bayi secara berkala serta cara Penyimpanan ASI Perah (ASIP).

Agar memudahkan siapapun untuk mengingatkan sang ibu terkait jadwal kunjungan kontrol. Kipas Kirana dilengkapi dengan lembaran stiker yang bisa ditempelkan di buku KIA ataupun di pintu rumah. Supaya mudah dilihat baik oleh keluarga, tetangga, maupun ibu kader PKK sehingga dapat menghindari faktor kelalaian kontrol ulang. 

Lika Liku Kencana…

Meski telah mendapatkan support dari lingkungan pekerjaan serta teman sejawat, bukan berarti sosialisasi program Kencana tidak tanpa masalah. Beliau mengatakan bahwa tantangan paling sulit adalah merubah pola pikir dan pola perilaku yang terbentuk di masyarakat, khususnya kalangan menengah kebawah. Faktor ekonomi dan sosial masih menjadi hambatan. Mereka masih belum menyadari pentingnya sanitasi, pentingnya pergi ke puskesmas, manfaat memperhatikan tumbuh kembang bayi, dan lainnya.  Faktor eksternal juga datang dari dukun beranak yang masih menganggap kehadiran bidan sebagai saingan. 

Pertama, beliau mensosialisasikan program Kencana di lingkungan puskesmas tempatnya bekerja. Melakukan pengenalan baik di lintas program maupun di lintas sektor. Kemudian, beliau mencoba untuk mengajak ibu-ibu kader dasawisma di lingkungan bertetangga agar pendekatan door-to-door ke masyarakat menjadi lebih efektif. Pendekatan rutin juga dilakukan kepada ibu-ibu PKK agar memudahkan sosialisasi kepada ibu dukun beranak dengan memberikan pengetahuan terkait proses persalinan, sehingga mereka tidak merasa tersaingi oleh keberadaan bidan. 

Usaha untuk mensosialisasikan program Kencana, ia juga lakukan dengan konseling kepada pasien-pasiennya, khususnya para ibu hamil trisemester ke-3 serta kepada calon pengantin. Seperti pengenalan tanda persalinan, mengenalkan perangkat penting dalam kamar bersalin mulai dari bidan, ruang bersalin, perlengkapan, siapa yang boleh mendampingi saat persalinan, serta nomor kontak yang dapat dihubungi pasien. Tujuannya agar nantinya pasien dapat merasa nyaman selama persalinan dan mengenal dengan baik petugas kesehatan yang menanganinya. 

Bekerja sama dengan Suku Dinas (Sudin), beliau melakukan percontohan program Kencana di tiap-tiap puskesmas di wilayah Jakarta Utara. Dari percontohan ini di bentuk group komunikasi antar bidan puskesmas guna memudahkan pemberian informasi laporan secara online terkait kondisi pasien. Sehingga pasien pasca melahirkan dapat terus terpantau dan bila pasien tidak melakukan kunjungan kontrol dapat diketahui oleh petugas kesehatan setempat untuk segera ditindaklanjuti dengan mengunjungi pasien tersebut. 

Proses tak khianati hasil…

Sebuah proses panjang tidak pernah mengkhianati hasil. Sejak program Kencana diluncurkan awal tahun 2018, respon positif terus mengalir dari berbagai pihak. Program Kencana berhasil menekan kasus angka kematian ibu di wilayah Jakarta Utara. Berkat gagasan programnya, beliau akhirnya dapat ikut serta di ajang penghargaan Nakes Teladan tahun 2018 untuk kategori Bidan se-DKI Jakarta. 

sumber: suarapika.id

Tidak berhenti sampai di sini, dukungan juga datang dari Walikota Jakarta Utara yang menghantarkan bidan kelahiran Jakarta ini menjadi salah satu dari 21 nominator ajang Ibu.Ibukota Awards tahun 2019. Paling menakjubkan adalah beliau satu-satunya nominator di bidang kesehatan. Apresiasi penghargaan juga diterimanya dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) sebagai salah satu Perempuan Inisiator Indonesia tahun 2020.

Beliau mensyukuri pencapaian program Kencana yang telah diapresiasi oleh banyak pihak. Terlebih pendanaan yang tidak sedikit untuk bisa menjalankan program ini di support oleh Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Puskesmas. Teman seprofesi pernah memberi masukan kepada beliau untuk mempatenkan Kencana, namun masih beliau pertimbangkan mengingat banyak hal yang harus dipersiapkan apabila Kencana dipatenkan. Beliau mengutarakan harapan, bahwa kedepannya program Kencana yang ia gagas tidak hanya untuk DKI Jakarta saja, tetapi bisa diterapkan di puskesmas di seluruh Indonesia. 

Ada quotes yang saya ingat dari beliau, kenapa bersedia mengerjakan semua ini dengan begitu ikhlas dan tanpa pamrih. Beliau bilang kepada saya seperti ini: 

Niat berbuat baik menghasilkan yang baik, menjalani tidak terbebani, jalani sesuai niat kita. Walaupun tidak beramal dengan uang, tapi dengan ilmu yang di dapat.

Dedikasi selama lebih dari 20 tahun berprofesi sebagai bidan dan masih berstatus honorer. Nyatanya tidak menyurutkan semangat beliau untuk berinovasi mengembangkan diri demi kepedulian kemanusiaan dan kebermanfaatan bagi sesama. Harapan saya apa yang beliau cita-citakan dapat terwujud di kemudian hari. Semoga saya juga bisa memberikan hadiah sebagai tanda #KadoUntukPahlawan atas sumbangsih yang dapat menjadi contoh bagi generasi muda.

Semoga cerita inspirasi beliau dapat menginspirasi dan memotivasi diri kita bahwa sekecil apapun niat baik dapat menjadi wujud yang besar, sebesar manfaat yang diberikan untuk sesama. 



Comments

  1. Sangat inspiratif ini kak apalagi perjuangan bidan nggak bisa dipandang sebelah mata bagi mereka yang sudah berkeluarga

    ReplyDelete
  2. masyaAllah pantas banget jadi pahlawan kesehatan bu bidan ini sih, sejak 1997 sudah berkarya, salut dengan gagasan nya :)

    ReplyDelete
  3. Sebelumnya aku mau ngucapkan terima kasih banyak ke Bu Dwi krn sudah amat peduli pada kesehatan ibu hamil, sampai bikin alat bantu segala. Keren banget. Dan selamat atas penghargaannya ya, Bu Dwi, jerih payah selama ini terbayarkan manis sekali. Semoga apa yg dilakukan Bu Dwi ini menjadi inspirasi, terutama di dunia kesehatan. Makasih sudah share cerita ini mbak Nuny

    ReplyDelete
  4. Semoga Yang Maha Kuasa memberkati Bu Dwi yang sudah berjasa bagi sesamanya. Inspiratif sekali. Semoga juga menjadi penyemangat orang lain yang bekerja bidang yang sama.

    ReplyDelete
  5. Salut banget sama bidandari yang inspiratif kayak gini jujur aja gatau sama sekali klo ibu yang baru lahiran bisa check up ke puskesmas soalnya kalo di luar negeri bidan2 dateng ke rumah sebulan buat vantu ibu mandiin bayi, hiks jadi inget dulu 7 hari dah bisa mandiin bayi merah hehe

    ReplyDelete
  6. Perjuangannya bidan Dwi Yuniarti ini sangat inspiratif sekali. Berkat jasanya banyak ibu hamil yang terselamatkan. Dan saya baru tahu apa arti Kencana. Filosofis banget ya artinya.

    ReplyDelete
  7. Terima kasih sudah berbagi cerita yang sangat inspiratif ini. Semoga Bidan Dwi senantiasa diberi kesehatan dan kekuatan dalam bekerja. Dedikasinya selama 20 tahun bukan sebentar, sayangnya masih berstatus honorer ya. Saya baru tahu arti kencana, ternyata seindah itu maknanya.

    ReplyDelete
  8. Luar biasa dedikasinya Bu Bidan Dwi ini dan telah memperjuangkannya selama waktu 20 tahun.. Semoga terus diberikan kesehatan dan sukses terus program Kencananya, Aamiin..

    ReplyDelete
  9. Saya kagum membaca cerita ini, sekaligus mengingatkan pada Ibu saya yang hampir seluruh masa produktifnya dulu juga mengabdi sebagai bidan.

    Merasa bangga karena di sebuah kota besar, kepedulian terhadap kiprah kemanusiaan masih bisa mendapat "tempat".

    ReplyDelete
  10. Bu bidan Dwi dan lainnya memang cocok jadi pahlawan kita, karena waktu ponakan daku dan daku (kata orangtua) lahir ke dunia ini dibantu oleh bidan. Sehat selalu buat semua bidan di Indonesia

    ReplyDelete
  11. Inspiratif banget mbak cerita tentang ibu bidan Dwi ini
    Memang bidan punya peran yang signifikan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi ya mbak

    ReplyDelete
  12. keren dan inspiratif sekali

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mengurus Visa China Ternyata Hanya 4 Hari!!

Travel plan saya selanjutnya adalah mengunjungi Shanghai, Cina. Untuk dapat mengunjungi Cina, tentunya harus siap dengan visa-nya. Nah, saya mau berbagi sewaktu saya mengurus visa China :-) fresh bulan April 2012 dan ternyata sangat mudah dan simpel. Karena baru pertama kali mengurus visa sendiri, jadi saya sangat interest sekali searching informasi. Untuk website resminya bisa klik disini VISA FOR CHINA . Sebenarnya persyaratan untuk mengurus visa China tidak terlalu banyak, yuk follow my feeds dibawah ini ;-) Buka website resminya, pelajari visa apa yang mau kamu ambil dan tujuannya untuk apa, lihat di sini JENIS-JENIS VISA CHINA & PERSYARATAN  Kalau saya tujuannya untuk traveling biasa, jadi saya ambil Tourism and family visit visa (L-Visa) Isi formulir permohonan dengan lengkap , kamu bisa download  VISA APPLICATION FORM atau bisa langsung APPLY ONLINE . Kalau saya pribadi, sudah apply online, jadi isi data via online, setelah data lengkap dan tersimpan, ot

4 Rekomendasi Tempat Wisata Belanja di Shanghai

Wisata belanja di Shanghai memang tidak ada habisnya. Namun, yang paling membuat saya tertarik adalah market-market tradisionalnya, sangat unik dengan berbagai macam jajanan pasar. Berikut ini saya akan berikan  tempat belanja yang berhasil saya kunjungi selama di Shanghai yang bisa jadi referensi teman-teman. Mari follow my journey  di bawah ini ya :) Nanjing Road Nanjing Road merupakan pusat jalan perbelanjaan utama di Shanghai. Ini jalan yang panjang hingga beberapa kilometer yang saling terhubung. Terdiri dari Nanjing Rd Timur dan Nanjing Rd Barat. Nanjing Rd Timur paling dekat dengan The Bund, sedangkan Nanjing Rd Barat dekat dengan People's Square. Pada siang hari, Nanjing Road penuh menggeliat dengan riuhnya para pengunjung. Outlet-outlet disepanjang jalan menawarkan merek-merek terkenal yang tak terhitung jumlahnya dengan kualitas yang bagus tentunya. Nanjing Road memang pusat perbelanjaan modern dengan tetap menyajikan konsep tradisional. Terbukti dengan ma

Pengalaman Buyback LM di Butik Emas Gd. Antam Simatupang

Yang pertama memang selalu terasa spesial. Hari ini ceritanya melepas logam mulia pertama yang saya beli tahun 2017. Hasil nabung dari sisa gaji bulanan, di belikan LM. Ngga punya pengalaman beli-beli LM, dan berujung beli online di website toko perhiasan. Logam mulia klasik yang sertifikatnya masih terpisah, seberat 10 gram, seharga Rp 5.698.000,-. Itupun masih numpang simpen dulu di toko karena masih dapat free brankas, dan baru dikirim satu bulan kemudian via JNE.  Ngga berasa udah 5 tahun aja, ini LM bersemayam di laci lemari. Masih terbungkus dalam amplop hijau diselimuti lembar kuitansi pembelian. Sebenarnya belum butuh-butuh amat untuk menjual LM, tapi mengingat mau buat modal usaha. Setelah dipandang, dipikir dan diputuskan, harus rela melepas LM pertamaku dari genggaman🥺. Browsing kira-kira dimana tempat yang oke buat buyback LM. Kalau mau gampang, bisa aja sih jual di toko emas atau butik jewellery. Pernah iseng tanya ke toko emas (yang ngga jualan LM), eh malah LM-nya dihar

Nabung di Bank BRI, Kena Pajak!!

Disini saya mau berbagi tentang pengalaman saya menabung di BRI beberapa bulan kemarin, karena saya pikir menabung di bank pemerintah seperti BRI, tidak ada banyak potongan yang macam-macam. Sebelumnya saya menabung di Bank Muamalat Syariah yang sebenarnya sudah cocok sekali dan tidak banyak memberikan potongan kepada nasabah kecuali untuk biaya administrasi yang relatif masih dibawah Rp 10ribu. Tapi karena desakan orangtua untuk di pindah ke bank pemerintah, akhirnya saya memutuskan untuk membuka rekening di Bank BRI dekat kantor saya. Pembukaan rekening saya dengan setoran Rp 600ribu. Masih di bulan yang sama,saya mentransfer setoran ke rekening BRI sebesar Rp XX.000.000,- (maaf off the record). Pada bulan berikutnya, saya mendapatkan bunga bank sebesar Rp 28.036,-. Dan saya cukup kaget ketika saya mengetahui tabungan saya dikenakan pajak yang tidak ada ketentuannya berapa persen. Yang terpotong saat itu pajaknya Rp 5.607,- belum lagi potongan administrasi sebesar Rp 10ribu.

Review Oli X-Ten 10W30 Matic Untuk Vario 150

Buat kamu yang sedang cari review oli X-Ten 10W30 Matic untuk Vario 150, pas banget baca informasi ini. Kali ini saya ingin berbagi informasi penggunaan dan ulasan pemakaian oli X-Ten 10W30 Matic. Testimoni penggunaan oli ini tentunya berasal dari pengalaman saya pribadi. Produk oli saya gunakan di motor Vario 150 keluaran tahun 2018. Untuk menjaga performa Honda Vario 150cc, tentunya harus rutin melakukan perawatan. Mulai dari mengganti oli tepat waktu hingga memilih oli yang tepat. Kali ini saya ganti oli di Planet Ban yang berlokasi di Jalan Akses UI Kelapa Dua, Depok. Kebetulan dekat dengan area tempat tinggal.  Sebenarnya ini kedua kalinya saya ganti oli di sini. Yang pertama sudah mencapai 4.000an kilometer. Kalau mengacu dari waktu pergantian standar oli X-Ten bisa lebih lama hingga 2x lipat dibandingkan oli biasa, bisa ganti oli setiap kurang lebih 5.000 km. Tapi, tetap saya ganti buat menjaga performa mesin motor.  Spesifikasi Oli Nama Produk : XT - 30 Matic Viskositas: SAE 10

16 Things To Do In Shanghai (Part 1 - Sightseeing Shanghai)

Salah satu tujuan trip untuk solo traveling saya yang pertama adalah Shanghai, China. Satu minggu, saya habiskan waktu hanya di kota Shanghai, dan memang tidak membuat itenary untuk mengunjungi kota lain seperti Beijing. Mungkin saya ingin lebih dekat dengan kota Shanghai, sebagai kota Metropolis dari China. Untuk penerbangan ke China, saya menggunakan Singapore Airlines,dengan tujuan Pudong International Airport. Keberangkatan pagi hari jam 09:10, transit di Singapura, dan berlanjut jam 13:00 menuju Shanghai. Lama perjalanan Singapura-Shanghai sekitar 4 jam 45 menit. Tiba di Shanghai sekitar jam 7 malam. Sedangkan kembali ke Jakarta, saya ambil keberangkatan malam hari jam 19:10 tiba di Singapura jam 01:00 dini hari. Hanya saja, transit di Singapura agak lama 5 jam, jadi lumayan buooseenin. Berlanjut penerbangan ke Jakarta pagi jam 07:00, delay satu jam dari awal jadwal 05:00 Sedangkan untuk budget cost sendiri, rasanya bukan ala backpacker :-D

Yuk Kurangi Sampah Sendiri Dengan Konsep 7R

Rumah tangga menjadi produsen sampah terbesar di Indonesia. Berdasarkan data riset Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2019 menunjukkan jumlah sampah nasional mencapai 175.000 ton/hari, dengan sumber sampah 48% didominasi berasal dari rumah tangga. Multidimensi persoalan sampah menjadi kendala dalam pengelolaan  sampah di Indonesia. Sebut saja faktor perilaku masyarakat yang belum peduli pentingnya pengelolaan sampah, masalah sampah plastik yang kian mengancam, keterbatasan fasilitas pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah serta kurang maksimal karena tidak ditangani oleh professional yang ahli di bidang persampahan.  sumber data riset KLHK Bijak kelola sampah  harus ditanamkan mulai dari diri sendiri. Setiap individu wajib memiliki semangat peduli lingkungan bahwa  sampahku adalah tanggung jawabku . Sehingga mampu mengimplementasikan bijak kelola sampah di kehidupan sehari-sehari. Saya mencoba menerapkan konsep 7R (reth

Weekend Banking BCA KCP Grand Indonesia

Bagi nasabah BCA,layanan weekend banking sangat membantu dalam memudahkan nasabahnya melakukan transaksi di hari Sabtu dan Minggu. Waktu itu saya menggunakan layanan ini untuk pembukaan rekening baru. Layanan weekend banking BCA diwilayah Jakarta Selatan & Jakarta Pusat hanya dilayani di dua lokasi,yaitu KCP Grand Indonesia dan KCP Pondok Indah Mall. Layanan Weekend Banking ini buka setiap Sabtu dan Minggu (Kecuali hari libur) dari pukul 10.00-15.00 WIB.  Untuk itu, saya memilih mendatangi kantor BCA di Grand Indonesia yang masih dekat dengan kantor. Hampir saja saya salah tujuan lokasi Bank BCA. Karena layanan weekend banking BCA bukan berlokasi di Menara BCA(tepat di depan jalan utama Grand Indonesia), tapi berada di Grand Indonesia Westmall Lantai LG. Sayangnya, saya tidak bisa melakukan pembukaan rekening baru, karena kartu identitas saya beralamatkan di Depok. Layanan pembukaan rekening baru pada saat weekend hanya melayani pembukaan rekening dengan kartu identitas wil

16 Things To Do In Shanghai (Part 2 - Sightseeing Shanghai)

Pada Part 1 yaitu tempat-tempat menarik untuk dikunjungi selama di Shanghai , saya sudah memberikan 5 tempat menarik di Shanghai. Nah, berlanjut di Part 2, masih sama, rekomendasi tempat-tempat menarik seperti temple, mesjid, garden, dan gedung tertinggi, dan arena. Follow my journey  di bawah ini ya 😄  6. Yu Yuan Garden and Bazaar Yu Yuan Garden adalah taman paling terkenal di Shanghai. Terletak di jantung Kota Tua Shanghai, dan salah satu tempat wisata paling menarik dan menjadi pusat kunjungan para turis di Shanghai.  Dekat dengan Yu Yuan Garden dapat ditemui pasar dengan sederetan outlet-outlet, rumah makan, yang menjual berbagai macam produk, mulai dari souvenir, pakaian, makanan khas, dan lain-lain. Suasananya rame betul, belum lagi bangunan-bangunan sekitar pasar yang terlihat sangat klasik khas tradisional China. Harga souvenir di sini relatif murah, mulai dari harga 5 RMB-90 RMB tergantung dari jenis souvenir. Untuk produk baju harganya bisa diatas 100 RMB.